Sukses dari Bisnis Souvenir
Semua bermula pada awal tahun 2013.Saat itu masih belum terpikir untukmenjual produk, hanya coba-coba bikin suvenir dari kain flanel yang bentuknya boneka gigi. “Tujuannya sebagai hadiah ke pasien anak-anak agar saat diperiksa giginya mereka tidak takut, apalagi selama ini di pikiran anak kecil pergi ke dokter gigi adalah suatu yang menakutkan,” tutur sulung dari dua bersaudara ini.
Kemudian boneka gigi tersebut oleh Hellen difoto dan dibagikan ke media sosial miliknya. Ternyata banyak teman teman dokter gigi yang tertarik dan Hellen pun banjir pesanan.
Tapi karena saat itu ia masih sibuk jadi belum serius menerima orderan. Baru pada tahun 2015, ia mulai mencoba mengembangkannya. Alasannya karena target market sudah jelas yakni dokter gigi, perawat gigi, mahasiswa kedokteran gigi. Hellen lalu merekrut beberapa orang untuk membantu produksi.
Lantaran makin banyak pesanan yang mengalir, maka ibu dua orang anak ini akhirnya membuka
bisnis online shop. Usaha yang diberi nama Gigi Gigsy Aksesoris tersebut bergerak di bidang aksesori dan suvenir dengan ciri khusus semua produknya berbentuk gigi dan sebagian besar diproduksi secara handmade.
Perempuan kelahiran Madiun ini mengaku modal awal yang dikeluarkannya tidak terlalu besar, tidak sampai seratus ribu rupiah untuk membeli kain flanel warna warni, pita, benang, gunting, jarum, dakron, lem, dan alat tulis. “Saya hanya mengandalkan kain yang warna-warni dan alat jahit sederhana sudah bisa menghasilkan produk yang menarik.” Baru kemudian setelah usaha makin berjalan, modal yang digunakan untuk membeli mesin jahit, bahan kain dalam jumlah besar dan jenis kain yang variatif, serta Memiliki profesi sebagai dokter gigi, bukan berarti tak bisa berwirausaha.
Hellen Sanjaya yang memiliki kegemaran membuat pernak-pernik telah membuktikannya. Ia membuat boneka berbentuk gigi yang lucu yang akhirnya menjadi ciri khas usahanya tersebut.
kamera. “Karena untuk menarik calon pembeli online, hasil foto produk yang eye catching dengan menggunakan kamera DSLR/mirrorless akan sangat menentukan daya tarik pembeli di samping kualitas produk.”
Walau sudah berwirausaha, namun Hellen tetap menjalankan profesinya sebagai dokter gigi dengan membuka klinik dokter gigi bersama dengan suami. Ia memang tak menyangka akan memiliki sebuah usaha. Sebelumnya, Hellen pernah juga mempunyai bisnis online shop menjual mainan anak-anak. “Tapi baru berjalan setahun terpaksa tidak diteruskan karena sudah banyak kerugian.”
Hellen memang tidak pernah menempuh pendidikan bisnis. Darah bisnis mengalir dari sang papa yang merupakan keturunan Tionghoa dimana sejak sering kali diajari berjualan.
Aksesori pertama yang dibuat Hellen adalah gantungan kunci bentuk boneka gigi yang terbuat dari kain flannel. Namun sekarang sudah ada 45 item, produk yang dibuatnya mulai dari boneka, bantal, suvenir (gantungan kunci, bros, jepit rambut, kucir, hiasan pensil), tempat tisu, jam dinding, aksesoris mobil, tempat sampah, pigura, tempat bolpoin, hiasan dinding, dan keset. “Nantinya masih ingin muncul lagi produk-produk baru.” Sedangkan untuk harga, Hellen membanderol antara Rp5.000 sampai dengan Rp250.000.
Hellen memasarkan produknya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp. ”Tapi saya juga mengikuti event seperti bazar dan pameran di acara seminar yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia.” Produk Hellen tersebut sudah tersebar di seluruh kota di Indonesia dan ke beberapa negara lain seperti Malaysia, disana terdapat klinik kedokteran yang sudah percaya terhadap produk buatan Hellen. “Berikutnya ini masih dalam proses pembuatan pesanan dokter gigi dari Saudi Arabia , dan kemarin baru saja terima orderan dari mahasiswa kedokteran gigi
di Istanbul, Turki,” tutur Hellen.
Karena pekerjaan ini butuh kreativitas maka Hellen sering kesulitan dalam dalam merekrut
tim yang punya ketrampilan khusus. Persoalan lain yang harus dihadapi Hellen adalah karena bisnis online maka mau tidak mau harus siap melayani pertanyaan customer dalam 24 jam. “Sedangkan saya belum menggunakan admin untuk melayani customer. Sebab saya ingin bisa lebih akrab dengan para customer yang sebagian besar satu profesi.” Kendati minim pesaing tapi dengan customer yang beragam maka masalahnya pun bermacam-macam. Ia pernah menghadapi customer yang buru-buru
ingin pesananya langsung jadi. Padahal produk yang dibuat Hellen adalah handmade dan harus dibuat dengan teliti dan hati-hati. Kemudian apabila ada customer yang sudah pre order tapi tidak kunjung melunasi tagihannya padahal produk sudah siap jadi dan kirim.
Sementara dalam menghadapi kompetitor, Hellen menggunakan beberapa strategi diantaranya adalah aktif share informasi di media sosial, aktif posting produk pesanan customer, pelayanan yang baik saat berkomunikasi via online, sering berbagi gift kepada customer. “Selain itu juga selalu berinovasi membuat suatu produk yang unik dan beda, “ kata perempuan yang senang membaca buku motivasi bisnis dan pengembangan diri ini.
Terkait dengan bisnisnya tersebut, Hellen yang senang kuliner dan berkreasi ini sudah menyusun rencana ke depan. Ia ingin semakin go internasional yakni bekerja sama dengan para dokter gigi di luar negeri agar bersedia menggunakan produk Gigi Gigsy untuk kebutuhan aksesori kliniknya. “Kedua bisa segera punya toko offline sebagai tempat workshop produk Gigi Gigsy yang sekaligus nantinya juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak dan masyarakat dalam menjaga kesehatan giginya,” tutupnya. (teks:eri/ft:dok.pri)
Sumber. Majalah Elsinta . Sukses Bisnis Suvenir Boneka Gigi
Kemudian boneka gigi tersebut oleh Hellen difoto dan dibagikan ke media sosial miliknya. Ternyata banyak teman teman dokter gigi yang tertarik dan Hellen pun banjir pesanan.
Tapi karena saat itu ia masih sibuk jadi belum serius menerima orderan. Baru pada tahun 2015, ia mulai mencoba mengembangkannya. Alasannya karena target market sudah jelas yakni dokter gigi, perawat gigi, mahasiswa kedokteran gigi. Hellen lalu merekrut beberapa orang untuk membantu produksi.
Lantaran makin banyak pesanan yang mengalir, maka ibu dua orang anak ini akhirnya membuka
bisnis online shop. Usaha yang diberi nama Gigi Gigsy Aksesoris tersebut bergerak di bidang aksesori dan suvenir dengan ciri khusus semua produknya berbentuk gigi dan sebagian besar diproduksi secara handmade.
Perempuan kelahiran Madiun ini mengaku modal awal yang dikeluarkannya tidak terlalu besar, tidak sampai seratus ribu rupiah untuk membeli kain flanel warna warni, pita, benang, gunting, jarum, dakron, lem, dan alat tulis. “Saya hanya mengandalkan kain yang warna-warni dan alat jahit sederhana sudah bisa menghasilkan produk yang menarik.” Baru kemudian setelah usaha makin berjalan, modal yang digunakan untuk membeli mesin jahit, bahan kain dalam jumlah besar dan jenis kain yang variatif, serta Memiliki profesi sebagai dokter gigi, bukan berarti tak bisa berwirausaha.
Hellen Sanjaya yang memiliki kegemaran membuat pernak-pernik telah membuktikannya. Ia membuat boneka berbentuk gigi yang lucu yang akhirnya menjadi ciri khas usahanya tersebut.
kamera. “Karena untuk menarik calon pembeli online, hasil foto produk yang eye catching dengan menggunakan kamera DSLR/mirrorless akan sangat menentukan daya tarik pembeli di samping kualitas produk.”
Walau sudah berwirausaha, namun Hellen tetap menjalankan profesinya sebagai dokter gigi dengan membuka klinik dokter gigi bersama dengan suami. Ia memang tak menyangka akan memiliki sebuah usaha. Sebelumnya, Hellen pernah juga mempunyai bisnis online shop menjual mainan anak-anak. “Tapi baru berjalan setahun terpaksa tidak diteruskan karena sudah banyak kerugian.”
Hellen memang tidak pernah menempuh pendidikan bisnis. Darah bisnis mengalir dari sang papa yang merupakan keturunan Tionghoa dimana sejak sering kali diajari berjualan.
Aksesori pertama yang dibuat Hellen adalah gantungan kunci bentuk boneka gigi yang terbuat dari kain flannel. Namun sekarang sudah ada 45 item, produk yang dibuatnya mulai dari boneka, bantal, suvenir (gantungan kunci, bros, jepit rambut, kucir, hiasan pensil), tempat tisu, jam dinding, aksesoris mobil, tempat sampah, pigura, tempat bolpoin, hiasan dinding, dan keset. “Nantinya masih ingin muncul lagi produk-produk baru.” Sedangkan untuk harga, Hellen membanderol antara Rp5.000 sampai dengan Rp250.000.
Hellen memasarkan produknya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapp. ”Tapi saya juga mengikuti event seperti bazar dan pameran di acara seminar yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia.” Produk Hellen tersebut sudah tersebar di seluruh kota di Indonesia dan ke beberapa negara lain seperti Malaysia, disana terdapat klinik kedokteran yang sudah percaya terhadap produk buatan Hellen. “Berikutnya ini masih dalam proses pembuatan pesanan dokter gigi dari Saudi Arabia , dan kemarin baru saja terima orderan dari mahasiswa kedokteran gigi
di Istanbul, Turki,” tutur Hellen.
Karena pekerjaan ini butuh kreativitas maka Hellen sering kesulitan dalam dalam merekrut
tim yang punya ketrampilan khusus. Persoalan lain yang harus dihadapi Hellen adalah karena bisnis online maka mau tidak mau harus siap melayani pertanyaan customer dalam 24 jam. “Sedangkan saya belum menggunakan admin untuk melayani customer. Sebab saya ingin bisa lebih akrab dengan para customer yang sebagian besar satu profesi.” Kendati minim pesaing tapi dengan customer yang beragam maka masalahnya pun bermacam-macam. Ia pernah menghadapi customer yang buru-buru
ingin pesananya langsung jadi. Padahal produk yang dibuat Hellen adalah handmade dan harus dibuat dengan teliti dan hati-hati. Kemudian apabila ada customer yang sudah pre order tapi tidak kunjung melunasi tagihannya padahal produk sudah siap jadi dan kirim.
Sementara dalam menghadapi kompetitor, Hellen menggunakan beberapa strategi diantaranya adalah aktif share informasi di media sosial, aktif posting produk pesanan customer, pelayanan yang baik saat berkomunikasi via online, sering berbagi gift kepada customer. “Selain itu juga selalu berinovasi membuat suatu produk yang unik dan beda, “ kata perempuan yang senang membaca buku motivasi bisnis dan pengembangan diri ini.
Terkait dengan bisnisnya tersebut, Hellen yang senang kuliner dan berkreasi ini sudah menyusun rencana ke depan. Ia ingin semakin go internasional yakni bekerja sama dengan para dokter gigi di luar negeri agar bersedia menggunakan produk Gigi Gigsy untuk kebutuhan aksesori kliniknya. “Kedua bisa segera punya toko offline sebagai tempat workshop produk Gigi Gigsy yang sekaligus nantinya juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak dan masyarakat dalam menjaga kesehatan giginya,” tutupnya. (teks:eri/ft:dok.pri)
Sumber. Majalah Elsinta . Sukses Bisnis Suvenir Boneka Gigi