Peluang Usaha Agribisnis
Usaha Agribisnis - Antusiasme pebisnis, untuk terjun dalam usaha Agribisnis beberapa tahun terahir ini meningkat begitu tinggi. Setelah gegap gempitanya era industrialisasi dan digitalisasi berlangsung, banyak negara meyakini bahwa tren industri ke depan akan kembali ke dunia pangan, ataua kebutuhan dasar FEW = Food, Energy and Water, karena pangan merupakan kebutuhan paling pokok diantara kebutuhan pokok umat manusia. Ditengah kekhawatiran dunia akan pasokan pangan dan pertambahan populasi penduduk dunia 9 milyar di tahun 2050, Indonesia merupakan negara yang paling beruntung karena memiliki iklim tropis dan wilayah yang luas,banyak kekayaan alam, yang berupa lahan, pantai, serta lautan luas, sebagai basis dari industri agribisnis, yang peluangnya sangat terbuka lebar.
Agribisnis atau yang salah kaprah disebut sebagai Agrobisnis, merupakan bisnis berbasis usaha pertanian, perkebunan, peternakan atau bidang lain yang mendukungnya baik di sektor hulu maupun hilir, dalam usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam perkembangan masa kini, agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja, karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan dunia farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.
Para pelaku agribisnis selain bermain untuk pasar dalam negeri, mereka umumnya banyak yang bermain untuk memenuhi kebutuhan ekspor, baik untuk bahan mentah, barang setengah jadi atau barang jadi. Bagaimana mungkin dunia luar tidak tertarik dengan negeri kita yang gemah ripah loh jinawi (gadis cantik nan seksi di mata dunia), hampir semua komoditas pangan ada disini dan dapat diproduksi dalam skala besar, untuk mendukung industri agribisnis. Banyak perusahan-perusahan dan pengusaha asing melirik dan memanfaatkan kekayaan alam kita, yang merupakan basis dari agribisnis. Harusnya pengusaha dan pebisnis lokal jeli melihat peluang ini.
Komoditas pangan negeri ini yang siap diproses menjadi produk konsumsi beberapa diantaranya seperti kelapa sawit, kopi, teh, cokelat, lada, rumput laut, sayuran, buah-buahan, tanaman obat, serta tanaman lain yang bisa diproses menjadi bioenergi. Selain itu kita juga memiliki hasil laut yang berlimpah dan bisa dioptimalkan, demikian juga dengan hasil peternakan, seperti telur, susu dan daging. Selama ini berbagai komoditas itu diekspor dalam bentuk bahan mentah atau barang setengah jadi, sehingga nilai tambah yang begitu besar justru dinikmati oleh pabrikan atau pebisnis-pebisnis luar negeri, yang memprosesnya menjadi produk yang siap konsumsi.Namun sayang kita masih memiliki kelemahan yaitu mengolah hasil kekayaan alam menjadi produk jadi sehingga meningkatkan nilai jual, juga lemahnya dukungan pemerintah ke sektor ini. Justru kebalikanya pemerintah seolah-olah mematikan potensi sumber daya Agribisnis dengan jor-joran melakukan import sehingga mematikan petani, ternak dan pekebun lokal.
Tidak hanya pasar ekspor yang terbuka lebar, pasar dalam negeri juga sangat menggiurkan dan berpeluang emas, jika pengusaha-pengusaha yang terjun di sektor agribisnis ini kreatif dan inovatif terhadap produknya. Peluang agribisnis sangat potensial dikembangkan oleh para entrepreneur dan calon entrepreneur, karena bisa di kerjakan dalam skala kecil, menengah atau besar, tergantung dari kemampuan yang dimiliki, untuk memulai usaha dari yang terkecil hingga besar. Mulai dari budidaya hingga bisnis makanan olahan, merupakan peluang yang bisa Anda coba, dengan skala yang dapat disesuaikan dengan kemampuan Anda dalam berbisnis.
Indonesia Masih Impor Buah-buahan Ini, Dari Apel Hingga Jeruk
Banjir Buah Import Indonesia sepertinya memang belum bisa lepas dari produk impor hingga sekarang. Tidak hanya produk eletronik, batik dan bahan pangan. Namun impor buah juga masih terjadi.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikfinance, Kamis (15/8/2013) buah-buahan yang masih diimpor adalah apel, pir, jeruk hingga buah naga. Berikut adalah daftar buah impor yang masuk ke RI:
Berikut data lengkap impor komoditi sayuran dan buah-buahan menurut negara asal periode sembilan bulan 2013 :
Sayuran
1. China: US$ 353,89 juta
2. Myanmar: US$ 46,00 juta
3. Australia: US$ 26,39 juta
4.India: US$ 18,24 juta
5. Amerika Serikat: US$ 14,65 juta
6. Negara lainnya: US$ 63,20 juta
Buah-buahan
1. China: US$ 255,43 juta
2.Thailand: US$ 59,26 juta
3. Amerika Serikat: US$ 55,99 juta
4. Australia: US$ 41,98 juta
5. Vietnam: US$ 13,97 juta
6. Negara lainnya: US$ 78,71 juta
Buah-buahan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat indonesia adalah pisang, pepaya, nanas, semangka, melon, jeruk siam, apel , buah naga dan salak. Buah-buahan tersebut tidak mengenal musim. Beda dengan mangga, rambutan, durian, duku dan nangka yang berbuahnya musiman.
Mengapa pasar buah selalu kekurangan pisang, pepaya, semangka dan melon? Karena buah-buahan ini diperlukan secara massal oleh asrama, hotel, restoran dan tempat-tempat pertemuan umum. Kalau ada orang hajatan di kampung maupun di tempat-tempat elite, buahnya pasti pepaya, semangka dan nanas. Paling banter pisang, jeruk siam dan salak. Tidak pernah dalam pesta hajatan atau rapat kerja itu disajikan durian, jambu air atau belimbing.
Nah silahkan Buah-buahan diatas bisa dipertimbangkan untuk anda budidayakan, karena besarnya permintaan dari masyarakat.
Pasar agribisnis sangat terbuka dan berada di semua lini bisnis, seperti pedagang eceran, toko, pusat grosir, restoran, hotel, pasar tradisional, pasar swalayan, bahkan sampai pasar ekspor. Seperti apa yang dilantunkan Koes Plus dalam syair lagunya, ‘Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman’, negeri kita ini sangat cocok sekali bagi usaha dan sektor agribisnis. Jadi tunggu apalagi, bagi Anda entrepreneur dan calon entrepreneur, segera bidik peluang bisnis ini, yang mempunyai sumber daya alam, sebagai bahan mentah yang berlimpah, dan pasar yang terbuka luas, baik di dalam maupun diluar negeri.