Budidaya Tikus Putih Omzet Jutaan Rupiah
Penghasilan Jutaan dari Pelihara Tikut. Tak sedikit orang menilai hewan ini adalah hewan yang menjijikkan, dari hewan yang menjijikkan ini ternyata dapat menghasilkam uang hingga jutaan rupiah. Hal inilah yang dialami oleh pemuda asal Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Andik Indarto.
Andik mengatakan dapat menghasilkan Rp5 juta hingga Rp7 juta per bulan dari bisnis ternak tikus yang ditekuni. Bisnis tersebut berawal sejak 2008 dengan modal hanya Rp100.000.
Dia mengawali bisnis dengan iseng membeli tikus putih untuk pakan ular peliharaannya. Namun, keisengan itu berbuah manis ketika ia berinisiatif beternak tikus putih dan menghasilkan omzet jutaan rupiah. Terlebih lagi proses pengembangbiakan tikus cukup mudah.
Bisnis ternak yang ditekuni sejak 2008 tersebut dimulai dengan tikus yang dibelinya beranak, dan ia beranggapan bisnis ternak tikus putih tidak memandang musim. Pasalnya, banyak pehobi ular membutuhkan untuk pakan peliharaannya. Ia pun berinisiatif berternak tikus putih.
“Untuk beternak tikus tidak sulit. Tikus merupakan hewan yang jarang terkena penyakit,” jelas dia, di Mojokerto.
Andik melanjutkan, ternak tikus hanya membutuhkan wadah plastik dan tutup ram kawat. Selain itu, agar tikus seperti pada habitat aslinya, di dasar wadah plastik ditempatkan sekam untuk penghangat.
Proses pengembangbiakan tikus amatlah mudah. Dia mamaparkan, sebelumnya dipersiapkan wadah plastik dan diberi sekam. Selanjutnya dipilihlah tikus jantan dan betina dengan perbandingan satu banding lima. Artinya, pejantan satu akan dicampur dengan lima tikus betina.
Proses perkawinan tikus sendiri membutuhkan waktu satu bulan. Dalam satu bulan tikus betina akan beranak empat hingga enam anak tikus. Untuk perawatan tikut sendiri Andik mengakui amatlah mudah. Setiap hari untuk makanannya tidak butuh banyak biaya karena tikus putih makan bubur jagung dan ketela mentah.
“Ketela cukup dipotong-potong, namun untuk jagung harus dibuat bubur. Dari 100 tikus, hanya membutuhkan Rp5 ribu untuk membeli jagung giling dan bisa dibuat untuk makanannya satu minggu,” ungkap Andik.
Mengenai harga jual per ekor, dimulai Rp2.000 hingga Rp3.500, bergantung ukuran tikus. Andik juga mengungkapkan telah memiliki pelanggan tetap, yakni para pedagang tikus putih yang tersebar di beberapa daerah, seperti Jawa Timur, Medan, dan Kalimantan. Ia pun mengaku dapat mengirim 1.000 tikus dalam sekali pengiriman.
Saat ini pemuda lulusan jurusan manajemen ekonomi tersebut mengembangkan tikus aneka warna seperti emas dan doreng dengan cara kawin silang.(vaa)www.ciputraentrepreneurship.com